Rabu, 21 November 2012

Sulitnya Memelihara Jalan Utama Atsiri Permai

Jalan Utama Atsiri Permai telah selesai di cor. Masyarakat Atsiri Permai senang melihatnya. Walau ada kekurangan disana-sini menyangkut spesifikasi yang telah berubah dari rencana awal. Contohnya adalah ketebalan jalan. Pada awalnya ketebalan jalan direncanakan 7 cm. Untuk awal-awal pengecoran ketebalannya memang dijaga. Namun mendekati lapangan bola sampai Jl. Sedap Malam Raya ketebalan memang hanya sekitar 5 cm. Hal itu juga bisa dilihat saat pelaksanaan. Pada awal pengecoran, bekisting di bentangkan berdiri posisi tinggi 10 cm. Sementara mendekati jalan Sedap Malam Raya, posisi bekisting di tidurkan, sehingga tidak memenuhi spesifikasi awal.

Setelah pengecoran jalan-jalan ditutup memakai besi, portal, batang kayu, ranting, dan bekisting. Menurut team pembangunan jalan dari RW bahwa supaya awet jalan ditutup selama 21 hari. Namun belum genap 3 hari pengecoran beberapa warga sudah tidak sabar, sehingga mereka sedikit demi sedikit membuka penghalang jalan tersebut untuk sekedar melewatkan kendaraannya, baik itu motor atau mobil.

Setelah di cor tentunya jalan menjadi lebih mulus dari kondisi sebelumnya. Kalau jalannya mulus kendaraan bisa berlari dengan kencang. Sementara ini adalah jalan komplek, bukan jalan raya, dimana banyak anak-anak keluar masuk rumah, bermain di jalanan dan lain sebagainya. Pengguna jalan ini karakteristiknya juga bermacam-macam, ada yang berkendara dengan pelan, sedang, berkendara dengan hati-hati, tetapi ada juga pengendara yang senang memacu kendaraannya kencang tanpa memperdulikan keadaan sekitar. Sementara untuk mencegah pengedara ugal-ugalan sangat sulit dilakukan. Maka warga sekitar jalan yang di cor dengan semena-mena membuat polisi tidur. Polisi tidur yang dibuat memang tidak tinggi, tetapi jumlahnya banyak sekali. Cara inilah yang dipadang paling efektif untuk mengendalikan laju.

Semua yang dilakukan memang pilihan, dan masing-masing ada konsekuensinya tersendiri. Dengan polisi tidur, bagi pengendara sangatlah tidak nyaman. Tiap kali memang jalan harus mengerem, gas, rem dan seterusnya. Namun inilah bentuk hukuman kolektif, karena ulah segelintir pengendara yang ugal-ugalan. Berdasarkan pengamatan, jalan yang diberi polisi tidur akan cepat rusak. Ada penjelasan mengenali hal ini. Kendaraan akan mengerem saat mendekati polisi tidur, sehingga beban kendaraan akan bertumpu pada titik pengereman tersebut. Untuk kendaraan berukuran kecil, beban kendaraan mampu ditopang oleh keuatan beton tersebut, Namun untuk kendaraan dengan tonase besar, tentunya beton yang tipis tersebut tidak mampu menahan beban tersebut. Tepat setelah melewati puncak (ujung tertinggi) polisi tidur tersebut, ronda kendaraan akan menghunjam beton tersebut, sehingga jalan tersebut akan mendapat beban yang lebih besar akibat gaya gravitasi.

Sementara berdasarkan rapat antara RW dan RT Komplek Atsiri Permai disepakati bahwa jalan yang telah di core ini tidak diperkenankan untuk di cor. Namun inilah dinamika di masyarakat kita. Sekarang yang bisa dilakukan oleh Pengrurus RW adalah membatasi kendaraan bertonase berat agar tidak melintasi jalan utama. Caranya adalah dengan mengaktifkan kembali Portal yang ada di Jalan Gandaria (jalan belakang komplek) dan Jalan Sedap Malam Raya (Jalan di depan komplek). Diduga banyak mobil truk yang berisi bahan-bahan banggunan (pasir, semen, batu) melintasi jalan ini yang bukan untuk kepentingan penghuni komplek.

Semoga berhasil



Tidak ada komentar: