Selasa, 23 Oktober 2012

Aktivitas pergi dan pulang kaum komuter

Suasana di dalam KRL Jakarta-Bogor
Seperti kita ketahui bahwa Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya adalah magnet bagi pendatang untuk mengadu nasib, karena di Ibu Kota inilah Pusat aktivitas Pemerintahan dan Bisnis berlangsung. Peredaran uang sangat besar. Namun daya dukung perumahan untuk Jakarta tidaklah memadai bagi sebagian besar pendatang, baik dari sisi kenyamanan maupun dari sisi harganya.Maka untuk tempat tinggal mereka memilih untuk di Depok, Bogor, Bekasi, Tangerang dsb.
Mereka memilih menjadi kaum komuter. Pagi berangkat kerja menggunakan moda transportasi yang ada seperti angkot, bis, motor, mobil pribadi atau kereta api. Demikian juga pulangnya. Rata-rata untuk pulang pergi mereka membutuhkan waktu sekitar 2 jam hingga 3 jam. Mode transportasi apa saja tidak nyaman bagi kaum komuter ini.
       Angkot atau bis.
Naik mode transportasi ini tidak nyaman. Jalanan yang macet, angkot atau bis yang suka ngetem mencari penumpang. Bis atau angkot yang sering menurunkan penumpang sembarangan, kadang di tengah jalan, tidak sampai lokasi tujuan dsb. Pengemis, pengamen sering mondar-mandir di atas bis yang mengganggu kenyamanan para penumpang.
     Sepeda Motor
Naik motor bisa relatif cepat dibanding naik bis atau kendaraan pribadi, karena bisa menembus kemacetan dengan cara mencari jalan-jalan kecil atau bahkan melalui jalur yang semestinya bukan jalurnya. Namun mode trasportasi ini mengandung resiko yang lebih tinggi. Sering kali kecelakaan di jalan melibatkan moda transportasi ini.
    Mobil Pribadi
Mode transporasi ini relatif nyaman, privacy relatif terjaga, dengan biaya relatif lebih mahal, untuk bensin ataupun membayar toll. Namun dengan moda tranportasi ini, kita menjadi capek dijalanan, karena harus konsentrasi menyetir didalam kemacetan.
    Kereta Api.
Mode transportasi ini lebih menjanjikan ketepatan waktu, dengan biaya yang relatif terjangku. Namun antara kebutuhan dan tersedianya rangkaian tidak seimbang, sehingga penumpang berdesak-desakan, sehingga tidak nyaman.

Begitulah keseharian kaum komuter dalam aktivitas bekerjanya, tidak ada yang nyaman, tapi "siapa suruh datang ke Jakarta" begitulah ungkapan yang sering terdengar.

Tidak ada komentar: